19 September 2015

Bosscha (akhirnya)

yes, akhirnya... kesampaian juga keinginan masa kecil untuk mengunjungi bosscha. okeh, mungkin ga kecil-kecil banget yah, sekitar gw smp kalo bener. and yes, keinginan tersebut dipengaruhi oleh film petualangan sherina. hehehe
beberapa bulan ke belakang, gw denger gosip bahwa bosscha mau dipindahin ke luar p.jawa, makanya hayuklah kita mengunjungi bosscha sebelum lebih sulit dijangkau dari jakarta.


Observatorium Bosscha (dibaca Boska) merupakan lembaga penelitian astronomi modern pertama di Indonesia yang dikelola oleh Institut Teknologi Bandung. selain untuk penelitian dan pendidikan, bosscha juga menerima kunjungan umum masyarakat, kunjungan bisa dilakukan pada siang hari maupun malam hari. pada program kunjungan malam, bosscha menetapkan jadwal kunjungan tertentu yaitu pada musim kemarau (april-oktober), hari kamis & jumat (biasanya 4 kali dalam sebulan). lihat disini untuk lebih jelas mengenai jadwal kunjungan dan tata cara berkunjung kesana.

karena tertulis harus mendaftar terlebih dahulu (bosscha membatasi 200 orang/kunjungan) dan denger-denger suka fullbooked, maka kami langsung menelepon untuk daftar walaupun saat itu masih bulan juni (ramadhan). fyi: selama puasa dan hari raya mereka tidak menerima kunjungan. benar saja, untuk kunjungan bulan agustus sudah penuh, jadi kami daftar untuk kunjungan bulan september (kami pilih hari jumat juga sih agar waktunya panjang di bandung, hehehe). sewaktu menelepon hanya menyebutkan atas nama siapa dan berapa orang, jadi bebas kalo tetiba ga bisa datang dan dapat diganti orang lain. dalam kasus kami, 2 orang ga jadi ikut tapi diganti 1 orang saja.

saat kunjungan, kita memang masuk ke dalam rumah teleskop Zeiss yang terkenal dalam film petualangan sherina, tetapi teleskop ini tidak digunakan untuk peneropongan umum. hal ini dikarenakan lantai untuk peneropongan bukan lantai biasa, melainkan lantai besi mekanik yang disokong rantai agar dapat diubah ketinggiannya menyesuaikan jarak kita dalam mencapai teleskop (melakukan pengamatan). karena hanya disokong rantai itulah lantainya hanya mampu menampung berat total 200kg, sedangkan dilantai sudah ada peralatan lain seperti komputer dan mejanya, berat satu orang dewasa saja sudah 40-60 kg. teleskop zeiss ini sangat besar dan menyatu dengan rumah teleskopnya, atap rumahnya dapat digerakkan 180 derajat untuk mendukung pengamatan ke segala arah di langit. saya merasa takjub ('o')

rumah teleskop zeiss sebelum kunjungan dimulai

rumah teleskop zeiss dengan pengunjung, sebelum gelap

teleskop yang digunakan untuk kunjungan umum adalah teleskop Bamberg dan teleskop portable. malam itu langit agak berawan, sehingga harus sabar menunggu awan bergeser agar bintang dan planet yang diamati dapat terlihat. melalui teleskop bamberg, kami dapat melihat saturnus yang saat itu memang sedang bersinar terang. sedangkan melalui 2 teleskop portable, kami melihat 2 jenis bintang (maaf lupa namanya). bagi orang awam seperti kami yang sudah lama menunggu dan mengantri untuk melihat bintang, agak terkejut/kecewa karena hanya melihat sebuah titik putih, itulah bintangnya. padahal gw membayangkan taburan bintang yang gw lihat kalo lagi di gunung. begitupun saturnus yang dilihat melalui teleskop bamberg, hanya telihat saturnus yang terang dalam latar kosong. untuk pemandunya hal itu sudah membanggakan karena dapat menunjukkan benda langit melalui teleskop kepada masyarakat umum, untuk gw cukup membanggakan karena bisa mengenal jenis-jenis teleskop dan melihat benda langit melalui teleskop yang ada di bosscha.


oh iya, gosip mengenai bosscha mau dipindahin ke luar jawa itu hanyalah gosip, ga mungkin kan pindahin teleskop yang sangat besar beserta rumah teleskopnya. berita yang benar adalah dibangun gedung observatorium seperti bosscha ini, lokasinya di kupang. kendala yang dihadapi bosscha dan mungkin menjadi salah satu alasan dibangun "bosscha kedua" adalah perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh pesat. aktivitas pengamatan bintang terganggu karena adanya cahaya dari kawasan pemukiman yang terhambur ke angkasa, membuat langit menjadi lebih terang. semakin lama, cahaya bintang yang redup semakin kalah oleh cahaya lampu. nah, mungkin karena hal ini yah bintang & saturnus yang gw amati berlatar kosong.

by the way, dekat lokasi bosscha ada floating market lembang looohh. sekali mendayung dua pulau terlampaui: kalo bisa sampai lembang sebelum siang, kita bisa makan siang dan main-main di floating market kemudian ke bosscha sebelum pukul 5 sore. floating market ini cukup menarik karena banyak spot untuk foto-foto (loh??), kita bisa kuliner makanan khas jawa barat, dan menikmati permainan air seperti sepeda air, kano, dsb. selain itu terdapat beberapa hewan yang bisa diamati dan/atau diberi makan, serta taman miniatur kereta api (kereta api 1/24 aslinya) dengan tanaman asli (bukan plastik) yang dirawat dengan teliti agar tetap mini, lihat videonya disini. aaaaakkk seruuu

harap diingat kalo weekend di bandung itu maceeett. but happy weekend everyone!!

2 comments:

Rahayu Oktaviani said...

Gw kayanya pengen banget ke Bosscha semenjak Petualangan Sherina, sampe sekarang belum sempet terus Ni. Hihihi. Seru juga ya kesana! :)

Isni Permatasari said...

seruuu kak... ini jg awalnya krn denger gosip bosscha mau pindah makanya buru2 diniatin kesana.. kl ga mungkin masih nanti2 aja.. hahaha