20 October 2014

What happen in Belitung, (not) Stay in Belitung

Perjalanan kali ini penuh warna banget, bahkan tidak melupakan adanya warna hitam. :)
what happened in belitung, not just stay in belitung because i'll tell you in this post.
kalo boleh bilang, sebelum keberangkatan adaaaa aja kejadian-kejadian 'istimewa'. awalnya yang mau ikut ada 8 orang, yaitu gw, icha, danu, astri (temen danu), widi dan fauzan (temen astri), alfi (temen gw), dan ica temennya alfi. tetapi ica mundur, dan emang belum beli tiket pesawat sih. lalu dari cerita aci (panggilan untuk astri), widi hampir ga ikut karena terjatuh saat sedang jalan biasa di lantai sampai lengannya dijahit sekitar bulan puasa, ojan (panggilan untuk fauzan) juga hampir ga ikut karena suatu alasan (gw lupa alesannya), danu akhirnya fix ga ikut karena pekerjaan (infonya sekitar 2 minggu sebelum berangkat), dan alfi hampiiiiirr ga ikut karena beli tiket pesawat yang beda tanggal dengan kami (infonya 2 hari sebelum berangkat). alfi memang beli tiket sendiri karena waktu itu dia masih mau pikir-pikir dulu untuk ikut trip bersama kami, sedangkan kami udah fix dan sudah mau beli tiket (sepertinya mumpung ada diskon juga waktu itu). akhirnya ngurus re-schedule tiket alfi, dan jadilah kami berenam pergi.

negeri laskar pelangi, here we come!

kami berangkat ke belitung hari sabtu tanggal 13 september 2014 dengan flight pukul 5.55 dari bandara soeta, sebelumnya yang cewe-cewe (4 orang) memutuskan untuk tidur di satu tempat biar bisa berangkat bareng karena 2 orang cowo yang ikut berangkat dari bandung. dan rumah gw menjadi tempat persinggahan cewe-cewe: yang satu dari karawang, dan dua lainnya ngekos di jakarta.

sampai di bandara HAS Hanandjoeddin - tanjung pandan sekitar pukul 7 pagi, dijemput sama pemilik rental mobil (udah booking 2-3 bulan sebelumnya, hihi), kami menyewa mobil avanza tanpa supir karena widi dan ojan bisa nyetir. oke sip bisa lebih irit.
kami dan pemilik rental beriringan pergi menuju hotel, baik sekali mau mengantar kami, menunjukkan letak hotelnya (kami booking hotel 2 minggu sebelumnya). kemudian pemilik rental pergi dan kami check-in hotel. setelah istirahat sebentar di kamar sekalian siap-siap untuk menjelajah belitung, kami pergi dari hotel sekitar pukul 8.30 pagi.

tujuan pertama adalah makanan
sarapan mie atep dan es jeruk kunci

melirik isi bensin di mobil tinggal 2 strip, tapi kami dapet info kalo pom bensin baru buka pukul 11 untuk pengisian premium. kami memang agak bingung saat melihat pom bensin penuh antrian truk-truk sampai ke jalan raya, kami kira mereka parkir sembarangan atau pom bensin rusak/tidak buka lagi, ternyata memang antri untuk solar dulu.
karena alasan tersebut, maka kami hanya pergi di sekitar kota tanjung pandan, mengunjungi museum dan rumah adat belitung. sekitar pukul 11 ke pom bensin, kemudian langsung pergi menjelajah bagian selatan belitung.

di dalam museum belitung

kebun binatang di belakang museum

rumah adat belitung

tujuan kami ke selatan belitung adalah pantai (tanjung) gembira dan pantai penyabong.

pantai tanjung gembira

sepi dan teduh di bawah pohon

airnya tenang

karakteristik penyabong mungkin batu besar yang menjorok ke laut ini

gw & icha menjelajah sampai hampir ke ujung batu
kesan: agak serem karena angin dan gelombang air sangat kencang

selain kota tanjung pandan, jalan-jalan relatif sepi, kami pun kebingungan mau makan siang dimana, sampai akhirnya di pantai penyabong terdapat rumah makan. disini ikannya dibeli/dihitung per Kg, kami beli ikan sekilo (lupa nama ikannya) untuk dimasak menjadi 2 jenis lauk: masakan khas belitung gangan dan ikan goreng. gangan merupakan makanan berkuah berwarna kuning yang bumbu utamanya kunyit. walau begitu, rasa kunyitnya benar-benar terasa/menyengat, entah apa memang rasa gangan seperti itu (maklum baru pertama kali). tapi teuteup kami sangat menikmatinya. slurrruuuupp

saking lapernya baru foto setelah setengah dimakan

selesai makan sekitar pukul 4.30, kami sempat dilema mau melihat sunset di tempat tersebut (kata ibu di rumah makan, sunset di pantai penyabong bagus) atau balik ke kota tanjung pandan untuk melihat sunset di pantai tanjung pendam. akhirnya pantai tanjung pendam menjadi tujuan akhir jelajah kami pada hari pertama di belitung.

sunset di tanjung pendam, no filter looh

setelah melihat sunset, kami sempat mampir ke toko oleh-oleh sebelum kembali ke hotel, tapi kami belum ada yang mau beli apa-apa. hihihi
dan karena masih kenyang, kami hanya pergi ke toko/mart membeli snack dan minuman untuk penjelajahan esok hari.
kami sepakat bahwa pada hari kedua akan pergi pukul 3 pagi, karena kami akan menjelajah ke bagian timur belitung dan tujuan pertama adalah melihat sunrise di pantai sebelah timur tersebut.

pukul 3 lewat kami memulai perjalanan, melihat jalanan dekat pom bensin sudah penuh dengan truk-truk yang mengantri solar, sampai hanya satu jalur jalan yang berfungsi (walau hanya beberapa meter, sekitar pom bensin saja).
kemudian entah karena masih ngantuk atau apa, supir kami (baca: salah satu dari 2 cowo) salah melihat tanda jalan di pertigaan/perempatan. harusnya kami belok ke kanan tapi dia bilang jalan tersebut forbidden. kalo yang gw liat sih tanda forbiddennya adalah supaya jangan salah jalan ke arah jalur berlawanan di sebelah kanan (bukan belok ke kanan), tapi bisa aja gw yang salah. lagipula diantara kami tidak ada yang keberatan untuk beralih ke jalur alternatif yang lebih jauh/memutar untuk sampai ke belitung timur (manggar).

karena perjalanan gelap, (hampir) tidak ada lampu jalan, alhamdulillah gw keinget untuk mengucapkan ayat kursi (berulang-ulang) di dalem hati supaya dilindungi oleh Allah SWT selama perjalanan, selain itu gw juga mengucapkan beberapa surat pendek lain.
gw ga tau kecepatan mobil berapa km/jam karena gw duduk paling belakang jadi ga bisa liat speedometer, dan/atau mungkin karena gelap juga, tapi papan jalan berupa tulisan ga terbaca sama gw (cuma sempet baca kata "awas", sisa kata-kata lainnya ga terbaca).
dan di daerah/desa bernama buding, terjadilah kecelakaan tunggal dengan menabrak sebuah rumah (yang untungnya sudah tidak terpakai), karena jalanan sedikit menanjak dan belokan tajam ke kiri menunggu di depan. sebenernya jalan tersebut merupakan pertigaan, cuma memang jalan lurusnya dari arah kami itu agak ke kanan. tidak ada tanda jalan yang menunjukkan bahwa di depan ada belokan tajam ke kiri, hanya papan jalan di sebelah kiri jalan berupa kata-kata "awas" atau "hati-hati". hal yang sungguh disesalkan karena menurut gw tanda jalan lebih cepat ditangkap oleh pengemudi.

selama goncangan di dalam mobil, gw cuma bisa berdoa dalam hati semoga goncangan cepat berhenti dan tidak terjadi apa-apa. setelah mobil berhenti dan gw bisa melihat ke depan mobil, gw cuma bisa berkata parau (atau berkata di dalam hati ya? karena ga ada yang menyahut) "ini rumah siapa? ada orangnya ga?". kemudian semua orang keluar mobil kecuali gw dan icha, karena jilbab gw lepas & mau dibenerin dulu sebelum keluar. saat ada yang menyalakan lampu di dalam mobil, gw sempet-sempetnya bilang "jangan liat ke belakang, gw ga pake jilbab". gw ga tau gimana ceritanya sampe jilbab gw lepas selama goncangan di mobil, tapi teman yang lain menyangka gw sedang memperbaiki jilbab saat kecelakaan terjadi, padahal ga. dan icha ternyata terlalu sakit untuk bergerak (akibat benturan), sampai akhirnya digotong keluar mobil dan diletakkan di kursi depan sebuah bangunan (yang kemudian kami tahu bangunan tersebut adalah puskesmas, tapi saat itu tidak ada dokternya). tapi setelah itu icha bisa bergerak dan berjalan pelan-pelan.

speechless

Alhamdulillah ga ada yang luka parah, cuma supir yang pergelangan tangannya lecet serta agak keseleo, dan separah-parahnya luka adalah luka gw dan icha yang duduk paling belakang, yaitu dada sakit akibat benturan dengan jok/kursi di depan kami. analoginya kalo jalanan rusak aja yang paling berguncang yang duduk di belakang karena duduk diatas ban, begitulah kondisi gw dan icha, ditambah kami tidak menggunakan safety belt.
kami meminta tolong pada orang yang lewat, dan menghubungi pemilik rental. kemudian kami menumpang mobil pemilik rental untuk kembali ke kota karena mobil yang kami kendarai rusak cukup parah hingga harus diderek. destinasi tambahan trip ini adalah RSUD, alhamdulillah tidak ada tulang yang luka (misal patah) akibat benturan, hanya tegang pada otot dan (mungkin) semacam memar pada tulang karena gw merasakan sakit di sekitar dada kiri saat menarik nafas panjang, tertawa, batuk, dan bersin. sakitnya baru benar-benar sembuh setelah 3 minggu. selain itu ternyata ada memar di lutut, sakit leher (mungkin karena otot yang tegang) dan kepala (akibat terbentur atap mobil) yang baru disadari beberapa jam setelah kecelakaan. sedangkan icha sakit di dada bagian tengah, memar di sekitar pinggul kanan sampai jalannya agak pincang, dan memar di dahi kanan.

hari kedua pun akhirnya kami habiskan di hotel saja, sambil menunggu penyelesaian masalah kecelakaan karena (ternyata) polisi sudah terlibat, pemilik rumah pun minta ganti rugi. tapi pemilik rental yang baik membantu kami mengurus itu semua.
kemudian dari pembicaraan dengan pemilik rental di hotel kami, ada 3 hal yang aneh menurut dia dan warga sekitar (yes, the news spread really fast): pertama, kenapa kami pergi sebelum subuh, karena warga di sana ga ada yang keluar rumah sebelum subuh (kecuali untuk kerja). kedua, kenapa kami lewat jalan yang lebih jauh, karena jalan tersebut sama sekali tidak digunakan kalo ga terpaksa banget (misal kalo jalan yang lebih dekat sedang rusak parah dan/atau ada perbaikan jalan). ketiga, tidak ada korban dari kecelakaan kami (yang alhamdulillah banget, bener-bener masih bersyukur), karena di tikungan tajam tersebut memang sudah sering sekali terjadi kecelakaan, dari motor yang menabrak tanaman pisang sampai mobil terguling beberapa meter jauhnya, bahkan yang warga asli sana pun ada yang kecelakaan sampai meninggal. innalillahi wa inna ilaihi roji'un.

pelajaran yang didapat dari kejadian subuh itu: berdoa lah sebelum-selama-setelah perjalanan, kalo ga terpaksa banget jangan pergi sebelum subuh (ke manggar/belitung timur itu sekitar 1 jam aja ko dari kota), ingat untuk tanya-tanya mitos atau sharing rencana wisata kita dengan warga setempat karena mungkin mereka bisa memberi masukan-masukan tertentu, jaga kecepatan kendaraan karena walaupun jalanan sehalus sutra tetap saja hanya jalan biasa bukan jalan bebas hambatan (jalan tol), lebih baik lagi (mungkin) menggunakan jasa driver karena lebih tau kondisi dan suasana di tempat trip dan bila terjadi apa-apa driver lah yang bertanggung jawab.
semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya, aamiin

to be continued

No comments: