31 August 2013

Mt. Rinjani - Lombok

akhirnya kesampaian juga memenuhi rasa kangen untuk menikmati alam, melihat langit malam lebih dekat, melihat sunrise & sunset di pegunungan, melihat awan di bawah kita, minum langsung dari sumber air pegunungan, bercengkrama dan tidur di dalam tenda.
gw bersama empat teman (firman, yusril, ria, & danu), serta dua teman yang baru kami kenal di bandara (kak yani & bang dody), pergi menuju Gunung Rinjani - Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hari I: Goes to Lombok
Kami berlima berangkat dengan pesawat berbeda dan jam penerbangan berbeda: kloter 1 Firman (transit di Bali), kloter 2 Yusril & Ria (mampir di Surabaya), kloter 3 gw & Danu (ganti pesawat di Bali). kami bertemu dan kumpul di bandara Lombok sekitar pukul 5 sore, dan saat itu Firman sudah membawa teman (baru) kenalannya yaitu kak Yani dan bang Dody.
bicara mengenai transportasi kami yang cukup memakan biaya (naik pesawat), alasannya adalah agar menghemat waktu, maklum jatah cuti kami terbatas. karena pergi pas banget abis lebaran, harga tiket pesawat udah kena tuslah (kenaikan harga karena hari raya). tiket pesawat jakarta-bali dapet 700an ribu, bali-lombok dapet 200an ribu, lombok-jakarta 900an ribu.
selanjutnya kami bertujuh sharing cost menyewa mobil ke desa Sembalun, titik awal menuju Gunung Rinjani. *sewa mobil avanza 400 ribu

when in Bali, only sight-seeing at Ngurah Rai airport

sampai Lombok, turun pesawat disuguhkan Rinjani



malamnya kami menginap di rumah porter, baik sekali porter ini mau menawarkan, terserah mau dibayar atau tidak katanya. menurut porter yang bernama fikri ini, akan lebih dekat masuk ke kawasan gunung Rinjani dari rumahnya, jadi kami pun mengangguk setuju. ternyata dari pos resmi sembalun ke rumah porter cukup jauh, berarti kami lumayan menghemat perjalanan ke Rinjani beberapa kilometer (atau masih hitungan meter ya?). saat itu hari sudah malam, udara dingin pun langsung menyerang ketika turun dari mobil, yang bikin ga tahan adalah anginnya yang bertiup kencang. (>_<)

sedikit tips: buat kalian yang tidak memakai jasa porter dan stamina masih oke, lebih baik langsung mulai mendaki setelah sampai di Sembalun. hal ini untuk menghindari panas matahari karena jalan pendakian awal berupa savana, maka mendakilah pada malam hari. kami memutuskan mulai mendaki esok pagi karena kami menggunakan jasa porter yang hitungan biayanya per hari.

sedikit info mengenai porter: satu porter per hari biayanya 150 ribu, kalo mau ngajak porter summit attack itungannya sehari walopun summit attack cuma beberapa jam, sesudahnya kita juga bayarin ongkos porter pulang ke rumahnya sekitar 50-100 ribu. kalo mau minta masakin selama pendakian nambah biaya lagi, kita juga bisa pesen menunya jadi bahan masakan dibeliin porter. ini mempermudah pendaki seperti kami yang datang dari jakarta (naik pesawat), biar ga kelebihan bagasi. memang yah kami aja yang ga mau repot, hehehehe.
porter-porternya insyaallah baik semua, mereka menjaga image karena tamu yang datang tidak hanya domestik tapi internasional. dan mereka tau banget cara memperlakukan tamu: kalo domestik dimasakin nasi+sayur+lauk dengan piring bawa masing-masing, yang internasional dibikinin spaghetti/salad sayur+buah/kentang goreng dengan piring lebar bawaan porter; kalo yang domestik tenda seadanya, kalo yang internasional ampe dibikinin bilik buat buang air. *harga yang diberikan juga berbeda pasti yah

Hari II: Memulai Pendakian
Kami mulai mendaki pukul 5.30, rencana pendakian hari ini akan diselesaikan sampai Pos III karena kami pesimis dengan kondisi fisik kami. tetapi akhirnya kami lanjutkan pendakian sampai pelawangan sembalun karena tidak ada sumber air di Pos III dan waktu masih terbilang siang saat melewati pos ini. walau sempat nge-drop dan beristirahat cukup lama di tanjakan penyesalan (pendakian setelah Pos III), kami berhasil sampai di pelawangan sembalun sekitar pukul 9 malam.

five of us (ngambil fotonya ria)

perjalanan sampai Pos I

makan siang di Pos II, ramaiii sekali

kami memang sudah memperkirakan akan kepanasan bila mulai mendaki pagi hari, tetapi kami tidak menyangka akan sepanas ini, kami pun jadi cepat lelah dan banyak air yang dihabiskan, belum lagi pasir serta debu yang menemani hampir sepanjang pendakian ini. 

perjalanan sampai Pos III

menuju Plawangan Sembalun

yapz... memang sesuai banget tanda panah pada plang di foto, jalan menuju Plawangan Sembalun adalah ke atas, naik, menanjak. terdapat empat bukit yang harus dilewati, diselingi sedikit turunan dan jalan datar beberapa meter diantara bukit-bukitnya. orang-orang menyebut bagian pendakian ini tanjakan penyesalan, tanjakan pengkhianatan, dan sejenisnya. mungkin karena merasa menyesal ke sini, atau merasa dikhianati oleh bagian jalan pendakian ini. gw belajar memaknai kata bukit dengan berbeda melihat tanjakan ini, karena yang gw tahu bukit tidaklah setinggi ini (huhuhu). pada foto bisa dilihat juga kondisi jalan setapaknya, pasir dan debu.
bersyukur tenda sudah didirikan oleh porter saat kami sampai di plawangan sembalun, malam hari di camp pertama ini tidak begitu dingin menurut gw. tetapi saat tengah malam keluar tenda, angin yang sangat kencang membuat badan menggigil. malam itu gw terbangun dan melihat cover tendanya terlepas karena angin, gw dan ria pun keluar untuk memasangnya, sekalian buang air kecil. lalu kami buru-buru masuk ke tenda kembali karena tidak kuat dengan dinginnya. pada jam segitu gw mendengar dan melihat orang-orang yang mulai mendaki untuk summit attack.

Hari III: Istirahat
biasanya summit attack dilakukan pada dini hari agar dapat melihat sunrise di puncak gunung. bagi yang fisik dan staminanya oke, sampai plawangan sembalun mungkin masih sekitar jam 7 malam. sehingga masih kuat untuk Summit attack dini hari ini. tetapi hari ini kami istirahat seharian di pelawangan sembalun, mengisi tenaga untuk menuju puncak Rinjani dini hari esok. kami sepakat untuk pindah camp agar lebih dekat dengan sumber air dan sedikit lebih dekat ke puncak Rinjani.

menikmati late sunrise, kemudian siap-siap pindah camp

perjalanan sampai camp kedua kami, terlihat Gunung Agung di Bali

this is what we did that day, foto-foto aja

ajaibnya di camp kedua ini hp gw mendapat sinyal. not really in our camp/tent, tapi naik ke tempat yang lebih tinggi sedikit. untuk kalian yang suka dicariin ortu atau pacar, lebih baik memakai provider xl karena sinyalnya lebih oke disana.

sumber air yang hanya berupa 2 pipa, padahal gw udah ngebayangin sungai

Hari IV: Summit Attack dan perjalanan ke danau
Pukul 1.30 kami berangkat menuju puncak Rinjani dengan memakai headlamp untuk penerangan. karena diperkirakan akan terpisah-pisah dalam perjalanan menuju puncak, masing-masing dari kami membawa tas kecil untuk menyimpan bekal energy drink (gw bawa air dan pocari masing-masing dalam botol kecil) dan juga energy bar (cokelat dan sejenisnya).
tidak ada foto-foto saat mendaki karena gelap dan kami hanya fokus untuk mendaki. seperti yang diperkirakan, semakin melangkah kami pun semakin terpisah. gw pribadi ga kuat dengan angin yang bertiup sangat kencang, sehingga lebih baik terus melangkah daripada beristirahat lama dan kedinginan. gw sempat ngikut rombongan foreigners karena yusril entah berada sejauh mana di depan gw, dan danu pun ga keliatan di belakang gw. setiap menemukan batu yang cukup besar untuk berlindung dari angin kencang, disitulah gw beristirahat cukup lama, dan di salah satu batu yang jarang sekali ditemui itu gw melihat yusril (akhirnya bertemu teman, *terharu).

sunrise sebelum sampai puncak (>,<)

berhasil sampai puncak sekitar pukul 7 pagi, its so beautiful

jalan yang dilalui saat summit attack, terlihat camp kami pada dua foto kiri-bawah

saat turun, kami sudah hampir kehabisan air, air yang gw bawa hanya tersisa kira-kira dua kali teguk saja. gw dan yusril mulai turun duluan dari teman yang lain pukul setengah delapan, di tengah jalan kami masih bertemu dengan orang-orang yang mau ke puncak. gw ga tau apa yang ada di pikiran mereka untuk summit attack pada jam segitu, bukan hanya karena sudah lewat momen pemandangan indah waktu sunrise, tetapi juga karena matahari sudah sangat menyengat. apalagi saat ada yang meminta minuman dari yusril, gw berpikir "gokil nih orang, masih naik dengan matahari yang membakar kulit gini tapi udah keabisan air". saat bertegur sapa, gw coba untuk menyemangati mereka, tampang mereka yang lesu-madesu, mungkin seperti tampang gw saat naik sebelumnya. :p

gw dan yusril sampai camp sekitar pukul setengah sepuluh, disusul danu kemudian ria dan firman. kami bersih-bersih seadanya dan istirahat sambil menunggu fikri menyiapkan makanan. setelah makan, kami packing untuk berangkat ke Danau Segara Anak.

kami berangkat pukul setengah tiga sore dari Plawangan Sembalun ke danau, tidak ada gairah untuk mengambil foto sepanjang perjalanan karena sudah lelah dan jalan yang ditempuh menurun berbatu. saat itu kaki gw udah sakit banget, dari ujung jari sampai pangkal atas sakit semua. udah ga nyaman pake sepatu tapi ga mungkin kalo ganti pake sendal jepit, nyesel ga bawa sendal gunung aja. perjalanannya buat gw sangat jauh, dan sepanjang perjalanan itu sama sekali ga terlihat danaunya ada dimana, jadinya kurang motivasi/semangat untuk terus jalan.
well, akhirnya kami sampai juga di danau pada pukul tujuh malam, bersyukur tenda sudah didirikan oleh porter. apa jadinya kalau kami tidak memakai jasa porter...?
dan yang gw sadari dari perjalanan ke danau ini adalah ternyata jalan menurun lebih sulit bagi gw daripada jalan mananjak. gimana nasib gw nanti pas turun gunung...?

Hari V: Danau Segara Anak dan Air Panas, serta Plawangan Senaru
Pagi hari di bumi perkemahan ini kami habiskan dengan berendam di air panas, melemaskan otot-otot dan bersih-bersih tentunya. tapi lumayan juga cyiin tempatnya dari camp (agak jauh).

bangun tidur ku terus mandi :D

gw dan ria tertinggal dari yang lain dan tidak menemukan teman kami di tempat pemandian yang kami temukan, jadilah kami berdua mandi bareng orang lain di suatu kolam kecil. ada beberapa kolam kecil, makin ke atas (dekat air terjun kecil) airnya makin panas. bersiaplah untuk langsung berganti baju saat keluar kolam karena angin cukup kencang, walaupun abis berendam air panas tetap saja akan kedinginan ketika kena angin.
setelahnya gw dan ria baru tahu kalo teman kami yang lain itu diajak fikri ke tempat yang lebih jauh, katanya sih disana ada kolam yang lebih besar dan ada air terjun yang langsung jatuh ke kolam tersebut, serta tingkat kepanasan airnya lebih rendah dari tempat gw berendam.

bermain di tepi danau sambil menunggu makanan siap


sebenarnya ada goa juga di sekitar danau dan ada Gunung Barujari (terlihat di seberang danau pada foto diatas), tetapi karena waktu yang terbatas jadi siang harinya kami packing dan melanjutkan perjalanan turun gunung ke desa Senaru. target perjalanan turun hari ini adalah pos III senaru, atau minimal sampai Plawangan Senaru.
*fyi: sepanjang perjalanan turun ke Senaru tidak ada sumber air.

memulai perjalanan turun gunung

makin ke atas, ketemu batu-batu lagi :(

perjalanan dimulai dengan melipir danau kemudian menanjak terus sampai Plawangan Senaru, bertemu bebatuan kembali, bahkan melipir tebing dan jurang juga. sangat bervariasi gaya gw dalam menempuh perjalanan ini, mulai dari jalan biasa, membungkuk, duduk merosot, manjat batu, dan meluk pohon tumbang. nah, ada kejadian lucu saat melewati  pohon tumbang ini (posisi pohon miring karena diantara tebing-jurang, dan lumayan gede diameternya). kalo sedang jalan santai, mungkin akan lebih mudah bila melewati bawah pohon tumbang. tetapi dengan kaki yang engkel-engkelnya udah susah diajak kerjasama dan membawa tas gede, kami lebih memilih melewati atas, melangkahi pohon tumbang. firman dan yusril udah lewat, gw dan danu sedang mengantri saat ria agak kesusahan melewatinya. datanglah duo bule (a couple):
bule cewe: "can i go first?" sambil menunjuk bawah pohon karena dia juga ga bawa apa-apa, melenggang aja gitu.
gw, danu, ria: "yes". ngerasa ga enak udah bikin macet, & ria masih nangkring meluk pohon, susah untuk balik atau lanjut ke seberang pohon.
setelah si bule cewe ngelewatin pohon, dia ga langsung lanjut jalan: "here, i will help you" dan selamatlah ria sampai di seberang pohon.
gw juga mau ditolong ama dia, dan si bule cowo pun berkomentar: "this is boyfriend's job"
kami: cuma tertawa, parahnya firman dan yusril ga beranjak dari tempat mereka untuk ngebantuin. ternyata firman ga denger, dan yusril udah kecapean. mereka membenarkan diri dengan: "lagian gw bukan cowo lu" (*sial)
saat danu mau nyebrang pohon pun si bule cewe nawarin bantuan (saking baiknya), tapi ditolak ama danu. lalu bule cowo lewat deh, dan kita cuma bisa bilang "thank you very much", "go ahead, thank you", mereka pun jalan duluan.

Plawangan Senaru

(sebentar lagi) sunset di Plawangan Senaru

kami mengira akan menginap di Plawangan Senaru, tapi ternyata porter udah jalan lagi menuju Pos III. tetapi kami istirahat agak lama di Plawangan Senaru, mengeluarkan alat pelindung (jaket, sarung tangan, dan kupluk) karena angin & dingin mulai menyerang, mengeluarkan headlamp, menikmati matahari sore dan berfoto-foto sejenak, makan energy bar, dan minum.
bicara soal minum, gw dan ria sama sekali ga bawa air selama perjalanan dari danau, maksud hati ingin mengurangi berat barang bawaan. tetapi langsung nyesel karena ternyata cowo-cowo agak pelit untuk berbagi minum, alasan mereka adalah irit air supaya cukup sampai besok (memang benar sih). jadi motivasi gw untuk terus jalan adalah air, "nanti kalo udah sampe sana (posisi pohon/batu tertentu) baru gw kasih air", "nih gw kasih air, tapi langsung jalan lagi ya", tega banget kan cowo-cowo itu. (>_<)
*bawalah air sendiri walau hanya sebotol kecil

akhirnya kami bertemu porter kembali, dia balik menyusul kami untuk bantu membawakan tas. memang kami berjalan semakin lambat karena sudah malam, gw sendiri ga pake headlamp karena dipinjam fikri, cuma mengandalkan headlamp firman yang jalan di belakang gw. jalan setelah plawangan senaru adalah berbatu, kemudian pasir dan debu dengan angin yang beberapa menit sekali bertiup kencang. gw sempat jatuh merosot beberapa kali, saat itu jalan gw udah sempoyongan, rasanya kaki gw mulai berontak minta berhenti kerja. sabar yaaa kaki *cup
kami menginap diantara Plawangan Senaru dan Pos III, gw bener-bener bersyukur pake porter, tenda udah didirikan, makanan juga disiapin. malam itu buat gw adalah malam paling dingin selama di Rinjani, entah karena badan sudah melemah atau memang cuaca malam itu berbeda. *bbbrrrrrr

Hari VI: Turun ke Senaru
Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan turun setelah sarapan, gw udah ga peduli ama kaki yang jalannya makin sempoyongan, suka nyangkut akar pohon, kecengklak, dsb. tapi alhamdulillah ga ada luka parah di kaki. makin ke bawah, jalan senaru ini makin rindang dengan adanya hutan tropis.

perjalanan sampai pintu Senaru, yeay!!

gw ga banyak ambil foto saat perjalanan turun ini, yang ada di pikiran adalah cepat sampai bawah, kemudian bisa duduk-duduk dan minum sepuasnya serta makan yang enak. tapi harapan itu pupus, di pintu senaru ini hanya ada 1 warung yang minim persediaan makan/minum, kami hanya istirahat sebentar kemudian lanjut jalan lagi. ternyata dari plang Pintu Senaru itu ke tempat mobil sewaan kami menunggu masih sangat jauh sekali (rasanya lama banget sampai bawah). huhuhuhu

elf yang disewa fikri untuk mengangkut kami di Senaru

sesampainya di bawah, benar-benar akhir dari perjalanan Rinjani ini, kami mampir sebentar di warung oleh-oleh, padahal gw udah ga kepikiran sama sekali untuk beli oleh-oleh saking capeknya. kemudian kami naik elf sewaan ke rumah saudaranya fikri untuk mandi, ceritanya merapihkan diri sebelum masuk kota. hehehe

pukul setengah empat sore kami pergi menuju Bangsal, mengejar kapal terakhir ke Gili pukul 17.00

No comments: